Kamis, 21 Januari 2016

info bunga wijaya kusuma

BUNGA WIJAYA KUSUMA






SaLam.......
Kali ini Saya akan berbagi sedikit wawasan tentang Bunga / Kembang Wijaya Kusuma,, KbetuLan Punya TanamanNya di Rumah,, hehe

   -Pendahuluan    Salah satu cerita rakyat dari daerah Banyumasan yaitu kembang Wijayakusuma. Banyak versi ceritanya, dan di bawah ini adalah salah satunya
Makna bunga Wijayakusuma
    Di dalam cerita pewayangan kembang Wijayakusuma, adalah Azimat atau senjata ampuh Sri Bathara Kresna putra panengah Prabu basudewa dari kerajaan Mandura. Kresna adalah raja yang bijaksana dari negara Dwarawati. Kembang Wijayakusuma tersebut digunakan untuk membantu para putra Pandawa setiap kali terdesak.
    Wijaya Kusuma berasal dari dua kata Jawa. Wijaya berarti “menang”, dan Kusuma berarti “bunga”. Secara sederhana bisa diartikan sebagai bunga kemenangan. Di dalam cerita rakyat Sri Bhatara Kresna yang di dalam dunia pewayangan dianggap titisan Sang Hyang, yang “muksa (bhs.Jawa) =mati ngilang” / mati menghilang. Sri Bhatara Kresna membuang kembang Wijayakusuma ke laut atau samudera dekat  pulau nusakambangan. Kembang tersebut dibuang bersamaan dengan “kendaga” atau tempatnya (pot). Tutup kendaga yang wujudnya bundar tersebut menjelma menjadi pulau Majeti, dan alas bagian bawahnya menjadi pulau Bandung. Dua pulau tersebut terletak dekat dengan pulau Nusakambangan. Konon katanya di pulau Bandung tersebut adanya kembang Wijayakusuma.
 
Salah siji versi mithe Wijayakusuma
    Konon, Jaman dahulu kala di daerah     Jawa Timur (Kediri) ada MahaRaja yang menyandang gelar Prabu Aji Pramosa. Raja tersebut memiliki watak keras, beliau pantang tunduk kepada siapapun. Raja tersebut tidak suka setiap ada orang di negaranya yang kelihatan menonjol atau mempunyai pengaruh. Petugas sandi (intel) Kerajaan disebarkan di setiap penjuru kerajaan dan akhirnya ada laporan bahwa di dalam kerajaan tersebut ada “Resi” yang sudah terkenal karena kesaktiannya. Resi tersebut bernama Resi Kano, yang bergelar “Kyai jamur”. Kesaktian Kyai Jamur akhirnya terdengar di telinga Raja. Raja Prabu Aji Pramosa sangat bingung jika hendak menangkap rakyat yang tidak punya salah itu harus ada buktinya. Akhire raja mengundang Patih HuluBalang, Senapati  dan pejabat utama kerajaan tujuannya mencari cara untuk mengatasi Kyai sakti tersebut. Setelah mendapat saran dari pajabat kerajaan, raja langsung memutuskan : Untuk  menjaga keselamatan kerajaan dan raja, Kyai Jamur harus diusir dari kerajaan atau dibunuh sekalian, seperti itulah titah sang raja.
Berita rencana raja tersebut cepat tersebar, akhirnya juga terdengar oleh Kyai Jamur. Beliau memutuskan sebelum utusan kerajaan tiba, beliau harus mendahului meninggalkan negeri itu.
    Mendengar bahwa Kyai Jamur sudah tidak ada di tempatnya, sang Aji Pramosa tambah jengkel, Raja terus memberikan perintah kepada “punggawa” kerajaan agar mengejar dan menangkap Kyai Jamur, Resi harus dipenjara. Sebagai alasan Raja, Resi dianggap salah karena pergi tanpa izin kepada raja. Sang Resi berjalan terus sepanjang pantai laut selatan yang akhirnya sampai pada tempat yang bernama Cilacap, Resi merasa bahwa  Cilacap sepertinya daerah yang aman sebagai persembunyian dari pengawasannya Raja.
    Raja tidak pernah berhenti mencari dan mengejar Sang Resi pokoknya harus tertangkap. Sesudah dicari kemana-mana akhirnya Raja menemukan persembunyian Resi. Aji Pramosa dan pasukannya sampai ketika waktu  Resi bertapa, mengetahui Resi sedang bertapa tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Sang Resi langsung di tangkap terus dibunuh. Tapi karena Sang Resi adalah orang sakti mandraguna jasadnya menghilang(moksa=Bhs.Jawa). Raja menjadi heran beserta ketakutan. Belum hilang ketakutannya, Raja dibuat kaget lagi dengan adanya suara gemuruh angin rebut di tengah laut.
    Aji Pramosa berusaha tetap tenang menghadapi berbagai peristiwa yang mengerikan itu. Suara gemuruh dan anginpun reda, namun pada saat yang sama datanglah seekor naga besar mendesis-desis seolah-olah hendak melahap Aji Pramosa. Gelombang laut menjadi besar bergulung-gulung, hingga banyak penyu (kura-kura) menepi ke tepi pantai. Pantai itu dikemudian hari disebut Pantai Telur Penyu. Dengan sigapnya sang Aji Pramosa segera melepaskan anak panahnya, ternyata tepat mengenai sasaran, perut nagapun robek terkena panah dan naga hilang tergulung ombak. Rupanya naga tadi jelmaan dari seorang putri cantik yang muncul dengan tiba-tiba sambil berlarian di atas gulungan ombak dari arah timur pulau Nusakambangan. Sang putri ayu menghampiri Aji Pramosa sembari mengucapkan terima kasih karena berkat panahnya ia bisa menjelma kembali menjadi manusia. Sebagai rasa terima kasih, putri cantik tadi menghaturkan bunga Wijayakusuma kepada sang Aji Pramosa. Sang putri mengatakan “kembang Wijayakusuma tidak mungkin bisa diperoleh dari alam biasa, barang siapa memiliki kembang itu bakal menurunkan raja-raja yang berkuasa di tanah Jawa”.
    Selanjutnya putri cantik memperkenalkan diri, namanya Dewi Wasowati. la berpesan, kelak pulau ini akan bernama Nusa Kembangan. Nusa artinya pulau dan Kembangan artinya bunga. Seiring pergantian jaman, nama Nusa Kembangan akhirnya berubah menjadi Nusakambangan. Prabu Aji Pramosa sangat girang hatinya menerima hadiah kembang itu, kemudian dengan tergesa-gesa ia mengayuh dayungnya untuk kembali menuju daratan Cilacap, tetapi karena terlalu gugup dan kurang hati-hati, kembang itu jatuh ke laut dan hilang tergulung ombak, dengan sangat menyesal sang Aji Pramosa pulang tanpa membawa kembang. Beberapa lama setelah sang Prabu berada di kerajaan, terbetik berita bahwa di pulau karang dekat Nusakambangan tumbuh sebuah pohon aneh dan ajaib, beliau pun ingin menyaksikan pohon aneh yang tidak berbuah itu dan ternyata benar bahwa pohon itu tidak lain adalah Cangkok Wijayakusuma yang ia terima dari Dewi Wasowati. Melihat pohon itu, sang Aji Pramosa teringat akan kata-kata Dewi Wasowati bahwa siapa yang memperoleh kembang Wijayakusuma akan menurunkan raja-raja di tanah Jawa.
    Peristiwa terjadinya kembang Wijayakusuma pada jaman Prabu Aji Pramosa dari Kediri itu setelah bertahun-tahun menimbulkan kepercayaan bagi raja-raja di Surakarta dan Yogyakarta. Menurut cerita, setiap ada penobatan raja baik Susuhunan Surakarta maupun Kesultanan di Yogyakarta mengirim utusan 40 orang ke Nusakambangan untuk memetik kembang Wijayakusuma. Sebelum melakukan tugas pemetikan, para utusan itu melakukan ziarah ke makam-makam tokoh leluhur di sekitar Nusakambangan seperti pasarehan Adipati Banjaransari di Karangsuci, Adipati Wiling di Donan, Adipati Purbasari di Dhaunlumbung, Kyai Singalodra di Kebon Baru dan Panembahan Tlecer di Nusakambangan. Tempat lain yang juga diziarahi yaitu pasarehan Kyai Ageng Wanakusuma di Gilirangan dan Kyai Khasan Besari di Gumelem (Banjarnegara). Selain ziarah atau nyekar, mereka melakukan tahlilan dan sedekah kepada fakir miskin. Malam berikutnya “nepi” (bermalam) di Masjid Sela. Masjid Sela adalah sebuah gua di pulau Nusakambangan yang menyerupai Masjid. Pemetikan kembang Wijayakusuma juga dilakukan pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwono XI, yaitu saat Sunan Pakubuwono XI baru “jumenengan” (dinobatkan sebagai raja). Bahkan adat leluhur ini konon sudah dilakukan jauh sebelum itu. Menurut Babad Tanah Jawi, Adipati Anom, Sunan Amangkurat II pernah mengirim utusan untuk memetik kembang Wijayakusuma, yaitu setelah ia rnenobatkan dirinya sebagai raja Mataram menggantikan ayahandanya. Menurut seorang sejarawan Belanda H.J. de Graaf, peristiwa jumenengan tersebut dilaksanakan di Ajibarang pada tanggal 7 Juli 1677 dalam perjalanannya ke Batavia saat dikejar Trunojoyo. Menurut keterangan, cara memetik bunga Wijayakusuma tidak dengan tangan tetapi dengan cara gaib melalui semadi. Sebelumnya para utusan raja melakukan upacara “melabuh" (sedekah laut) di tengah laut dekat pulau Karang Bandung. Sebelum dipetik, pohon itu dibalut terlebih dahulu dengan cinde sampai ke atas. Dengan berpakaian serba putih utusan itu bersemadi di bawahnya, jika memang semedinya terkabul, kembang Wijayakusuma akan mekar dan mengeluarkan bau harum. Kemudian bunga itu jatuh dengan sendirinya ke dalam kendaga yang sudah dipersiapkan. Selanjutnya kembang tersebut dibawa para utusan ke Kraton untuk dihaturkan ke Sri Susuhunan / Sri Sultan. Penyerahan itu pun dilakukan dengan upacara tertentu, konon kembang itu dibuat sebagai rujak dan disantap raja yang hendak dinobatkan, dengan  demikian raja dianggap syah dan dapat mewariskan tahta kerajaan kepada anak cucu serta keturunannya.
    Mithe tentang kembang Wijayakusuma ini sangat berpengaruh pada kehidupan nelayan di pantai selatan. Ada sejenis ikan yang mereka keramatkan yaitu ikan Dawah (dawah artinya jatuh). Ikan ini dianggap jelmaan dari daun pohon Wijayakusuma yang berjatuhan di laut. Para nelayan itu sangat berpantang memakan ikan Dawah, mereka takut mendapat bencana atau malapetaka. Umumnya mereka menolak rezeki Tuhan yang satu ini padahal dagingnya empuk dan rasanya lezat. Pengaruh Mithe ini juga melahirkan upacara budaya sedekah laut yang dilaksanakan setiap bulan Sura, mereka melarung rezekinya ke laut pantai selatan.
…………………………………………………..
 


    Mitosnya bunga ini dulu kala dimiliki oleh Sri Kresna. Khasiatnya, menurut tradisi Jawa, bagi orang yang melihatnya sewaktu merekah dapat mendatangkan berkah . Berbeda lagi menurut tradisi Hindu Kuno, diyakini bunga ini dapat menghidupkan orang yang sudah mati. Menurut Cerita Bunga wijaya Kusuma adalah Milik Dewa Wisnu, dimana dalam Cerita ketika Arjuna Tewas minum Air sungai beracun lalu Bhatara Kresna menghidupkan lagi dengan Bunga Wijaya Kusuma yang sedang Mekar 7 buah di Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali bertepatan Malam Jum'at Kliwon. Yang di Jawa Jum'at Kliwon dianggap hari Sakral, dan banyak yang Tumpengan Nyuguh Leluhur Wiwitan / Kawitan asal usul Manusia atau Lingga Yoni.
    Dan satu lagi, menurut tradisi modern-ilmiah, bunga dengan nama Latin Epiphylum Anguliger termasuk keluarga kaktus berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit; mengobati nyeri lambung, anti radang, penghenti pendarahan, obat batuk, obat asma dan lain-lain. Sedangkan menurut versi orang awam, ketika merekah bunga ini mengeluarkan bau harum yang luar biasa. Baunya seperti perpaduan antara bau Melati, Kamboja dan Mawar. Atau mungkin lebih harum dari ketiga campuran bunga itu.

    Macam warna :
    Putih
    Pink
    Ungu



Ada dua tanaman Wijayakusuma yaitu:
1. Pisonia grandis var Silvestris
Wijayakusuma yang ini kurang dikenal masyarakat. Yang memahami adalah ahli botani dan paranormal. Adanya di Kepulauan Seribu, Karimunjawa, P.Puteran-Madura, Bali, Ambon dan P.Karang.
Wijayakusuma golongan ini dikeramatkan oleh Kasunanan Surakarta.
2. Epiphyllum oxypetalum
Dikenal sebagai tanaman hias dan Ratu Malam.



Manfaat Tanaman Wijaya Kusuma
( ilmiah )
Wijaya kusuma
(Epiphyllum anguliger)

Familia :
Cactaceae


Uraian :

    Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di daerah sedang sampai tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma. Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, setelah tanaman ini berumur tua. Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktus-kaktus pada umumnya. Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.


Nama Lokal :
Wijayakusuma (Indonesia);




Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka;

Pemanfaatan :
1. Luka
Bahan: 1 helai daun wijayakusuma
Cara membuat: ditumbuk halus
Cara menggunakan: dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.

Komposisi :

    kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.



Sekian,,,,

 http://azzamiberbagiwawasan.blogspot.co.id/2012/02/bunga-wijaya-kusuma.html

0 komentar:

Posting Komentar